Kemarin waktu ada Yang Ti dan Kung Ri, kami sekeluarga berjalan jalan keliling pulau Bintan. Sayang Yang Ti dan Kung Ri hanya tinggal 2 minggu bersama kami. Akhirnya kemarin tanggal 4 February 2011 Ayah dan Mama mengantarkan Yang Ti dan Kung Ri ke Batam, untuk berjalan jalan dulu keliling Batam untuk kemudian menginap satu malam dan esok harinya tanggal 5 February penerbangan pagi pulang ke Jawa Timur.
Wah senang sekali lagi lagi Ayah dan mama mengajakku berjalan jalan keliling Batam lagi, dulu pertama kali kayaknya pas aku umur 7 bulan-an lebih gitu keliling Batam sama Atung. Berangkat dari rumah naik kapal Roro pagi akhirnya satu jam perjalanan sudah sampai di Batam. Sudah dijemput mobil dari sebuah “Rent CAR” yang dihubungi ayah. Kami ingin berkeliling pulau Batam dan mengunjungi tempat wisata Jembatan Barelang dan pulau Galang.
Tujuan pertama adalah mengajak Yang Ti jalan jalan ke daerah Industri Galangan kapal dimana ada sebuah industri besar “Mc Dermot” berada, kemudian kearah daerah industri panbil atau muka kuning, kemudian terus kearah Barelang. Alhamdulilah sampai juga di Jembatan Barelang.
Ini dia aku berphoto bersama keluarga di Jembatan Barelang.
Wah anginnya kencang sekali, pemandangan dari atas Jembatan Barelang indah sekali.
Kata Mama, Jembatan Barelang ini dibangung menghubungkan pulau Batam- Rempang- Galang, makanya disingkat jembatan BARELANG, nama yang cantik yah. Ada 7 jembatan dibangun disitu. Yang paling keren jembatan pertama menuju ke pulau galang. Tujuan kami adalah ke tempat bekas kamp pengungsi vietnam atau manusia perahu dari vietnam yang pada jaman dahulu pergi meninggalkan negara mereka yang terjadi perang saudara dan akhirnya banyak terdampar di pulau daerah Keppri ini. Akhirnya UNHCR, badan PBB yang mengurusi pengungsi dan pemerintah indonesia memfasilitasi dan mengumpulkan para manusia perahu vietnam ini untuk tinggal di pulau galang dengan segala fasilitas yang dibangun oleh UNHCR dan pemerintah Indonesia. Sebelum akhirnya mereka di fasilitasi untuk mendapatkan suaka atau warga negara dari negara negara yang mau menerima mereka dan juga sebagian dipulangkan kembali kenegara mereka. Begitu cerita mama sama Kung Ri dan Yang Ti, yang aku dengar saat perjalanan kesana. Tapi sebelum masuk ke kamp pengungsi kami singgah dulu disebuah vihara yang cantik ini dia photoku saat di vihara tersebut, saat itu ada beberapa pengunjung yang nampaknya wisatawan dari luar negeri sedang bersembahyang di vihara tersebut.
Berpose saat di vihara pulau Galang - Batam
Dari vihara ini kami melanjutkan perjalanan kearah bekas kamp pengungsi vietnam yang tidak jauh dari situ. Membayar Rp. 22.000 kami bisa masuk ke lokasi dengan mobil, saat masuk terlihat pemandangan monyet monyet liar bergelantungan diatas pohon pohon hutan disekitar area. Hmm..kata mama sepi, mama kayaknya agak sedikit khawatir dengan suasananya, kita melewati bangunan bekas rumah sakit, PMI, bekas barak barak atau tempat tinggal, humanity statue, pemakaman, areal sekolah dan tempat ibadah (gereja, vihara), areal penjara atau karantina, musium, kantor UNHCR, dan masih banyak lainnya. Kemudian berhenti untuk mengabadikan dalam kamera di tempat perahu milik para pengungsi yang dipajang sebagai bukti sejarah. Ini dia aku dan keluarga berphoto disitu;
Kami berpose didepan perahu yang digunakan para pengungsi dulu.
Setelah puas mengitari kawasan bekas pengunsi manusia perahu di pulau galang dan sekitarnya, kami segera melanjutkan perjalanan kembali kearah pulau Batam, saat itu jam menunjukkan pukul satu kurang. Dan Mama tampaknya sudah memberi isyarat ke Ayah kalo saatnya makan siang. Akhirnya kami memilih rumah makan “wong cilik” rumah makan dengan lisensi milik wakil gubernur kepri “bapak suryo” yang kedua didaerah Batam, disini menyediakan banyak menu, saat itu mama pesan bakso dan sop buntut untuk aku. Saat itu mama agak khawatir karena makanku susah dan hanya sedikit. Ini aksiku di rumah makan wong cilik
Aksiku dirumah Makan Wong Cilik
Dari sini kita menuju kearah pelabuhan Kapal Ferry Sekupang, lewat kawasan otorita Batam yang pertama dikembangkan oleh bapak BJ Habibie, terus kearah pantai Tanjung Pinggir dimana background pantainya adalah pulau Singapura di belakangnya. Wah terlihat dekat sekali, tapi sayang cuaca panas dan berkabut jadi tidak tampak jelas tapi sedikit kabur. Kapan ya Ayah dan Mama mengajakku ke pulau singapore sebagai “next destination” untuk jalan jalan? semoga secepatnya *amien
Inilah kisahku jalan jalan berkeliling pulau Batam, tapi itu belom kelar semua, belom ke arah pantai Nongsa dan juga ke tempat wisata Okarina, semoga suatu saat ayah dan mama bisa mengajakku bermain main kesana.